Mengapa langit berwarna biru?
Jawabannya mungkin tidak sesederhana anggapan kita. Menurut sebuah studi
terbaru, hal tersebut berkaitan dengan batu, fosfor, ganggang purbakala.
Sekitar dua juta tahun pertama sejak bumi tercipta, langit kemungkinan berwarna
orange.
Meskipun tidak ada yang tahu dengan
pasti, namun dengan berdasarkan komposisi kimiawi pada masa itu, kemungkinan
besar komponen utama dari atmosfir adalah methane (CH4), yang tampak ganjil
menyelimuti bumi. Saat ini, komponen atmosfir sebagian terdiri dari nitrogen
dan oksigen. Sinar matahari menciptakan berbagai warna pelangi, kemudian
menyebar melalui molekul udara. Warna biru merupakan warna terbanyak yang
terpantul, sehingga mata manusia kemudian melihat warna biru langit yang indah.
Namun, bagaimana perubahannya dari orange ke warna biru? Sekitar 2,5 milliar
tahun yang lalu, muncul kemampuan baru dari makhluk organik untuk
berfotosintesa, yaitu kemampuan untuk mengubah sinar matahari, karbondioksida
(CO2), dan air menjadi gula. Kemudian, kelengkapan kemampuan evolusioner itu
dimiliki oleh ganggang purba sehingga menjadi makanan yang awet, kemudian
tersebar ke lautan seluruh dunia. Hanya satu masalahnya, ganggang membutuhkan
lebih banyak gula untuk menyeimbangkan makanannya, mereka butuh nutrisi seperti
fosfor.
Dominic Papineau dari Carneige
Institution for Science meyakini, ganggang memperolehnya dari luapan erosi yang
sangat besar sekitar 2,5 – 2 milliar tahun yang lalu, periode ketika atmosfir
bumi pertama kali memperoleh suntikan oksigen dalam jumlah bersar. Dari sudut
pandang Papineau, terjadinya suntikan oksigen yang sangat besar atau Great
Oxygen Event itu terjadi beriringan dengan peningkatan perpecahan benua serta
menyebarnya endapan es. Jadi kemungkinan terjadinya aktivitas teknonik dan
perubahan iklim menyebabkan bebatuan kaya kandungan fosfor longsor sehingga
masuk ke dalam lautan selama beberapa ratus juta tahun.
Dengan banyaknya asupan fosfor,
ganggang kemudian memulai fungsinya, mengeluarkan oksigen untuk memenuhi
atmosfir, demikian diungkap Papineau dalam rilisnya. Tidak seperti penggunaan
pupuk zaman sekarang, yang dapat memicu
berbagai ganggang di sungai dan danau.
Cr.
Republikaonline
Via.
Tabloid Gaul
0 komentar:
Posting Komentar